Minggu, 09 Juni 2013

BAHAYA PIL TIDUR: Jika masalah ditangani dengan pil tidur, maka timbul kemungkinan terjadinya overdosis. (GABRIEL BOUYS/AFP/GETTY IMAGES)
BAHAYA PIL TIDUR: Jika masalah ditangani dengan pil tidur, maka timbul kemungkinan terjadinya overdosis. (GABRIEL BOUYS/AFP/GETTY IMAGES)
(Epochtimes.co.id)
Insomnia merupakan masalah yang sangat umum dan kompleks. Efek dari berbagai macam penyebab. Insomnia adalah gejala-gejala yang timbul akibat adanya gangguan pada tubuh, bukan penyakit itu sendiri.
Untuk mengatasi kondisi ini perlu analisis secara mendalam terhadap masing-masing kasus yang ditemui agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan atau berkontribusi terhadap masalah tersebut.
Obat-obatan yang digunakan untuk menangani insomnia sering mengakibatkan komplikasi dan efek samping. Umumnya mereka jarang dapat menyelesaikan masalah, karena hanya mengatasi gejala yang timbul bukan menyelesaikan masalah yang mendasarinya. Obat-obatan ini hanya menawarkan penyelesaian sementara atau kadang-kadang hanya memperburuk kondisi.
Penanganan terhadap insomnia dimulai dengan evaluasi dan investigasi menyeluruh terhadap kondisi kesehatan, lingkungan, keadaan emosional, perilaku, dan makanan. Begitu faktor-faktor ini berhasil diidentifikasi dan ditangani, pengobatan homeopati (pengobatan alternatif) klasik (classical homeopathic medical atau CHM) dapat segera dimulai.
CHM ditangani berdasarkan karakteristik individu dari setiap kasus. Pengobatan klasik ini menawarkan metode pengobatan yang unik dan efektif tanpa ada efek samping yang biasa atau risiko signifikan yang terkait dengan pengobatan konvensional.
Pemecahan masalah insomnia akut dan kronis dapat dicapai melalui penggunaan analisis holistik (konsep praktek medis meliputi aspek psikologis, fisikal, dan sosial yang dirangkum secara utuh dan menyeluruh).
Melalui pendekatan ini akan menghasilkan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh melebihi “perbaikan cepat” ala pengobatan allopathi (modern) yang hanya menangani gejala yang timbul.  (Ronald D. Whitmont, M.D. / The Epoch Times / feb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar